ANAS
DAN EPISODE CIKEAS
REFLEKSI
BUDAYA POLITIK INDONESIA
Oleh:
Burhan*
Perseteruan Anas Urbaningrum ex
ketua umum partai demokrat dengan keluarga Cikeas yang merupakan keluarga
presiden Susilo Bambang Yudoyono belum juga terlihat tanda tanda akan berakhir.
pintu damai seakan telah tertutup bagi keduanya, malah keadaan semakin memanas
setelah penggeledahan rumah Anas oleh KPK dengan alasan mencari alat bukti yang
berkaitan dengan kasus Hambalang yang melibatkan dirinya, tindakan itu kemudian
dikritik dengan keras oleh kubu Anas terutama dari organisasi PPI (Perhimpunan
Pergerakan Indonesia) besutannya. Kritikan tersebut direspon dengan keras pula
oleh kubu Cikeas terutama dari kader partai demokrat yang menganggap Anas selalu
memojokkan partai Demokrat dalam kasus yang membellut dirinya.
Perseteruan Anas dan keluarga Cikeas
bermula ketika Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
Hambalang 9 bulan yang lalu. Pihak Anas menuding penetapan dirinya sebagai tersangka
atas campur tangan keluarga Cikeas, manuver poltik yang dilakukan keluarga
Cikeas tidak lain hanya untuk melengserkan Anas dari tampuk pimpinan partai
Demokrat untuk menyelamatkan posisi Cikeas di 2014. Anas pun geram dengan
kelakuan Cikeas terhadapnya, dalam pernyataannya Anas mengancam balik terhadap
keluarga Cikeas yang dianggapnya telah melengserkannya.
Black Campaign Dan
Budaya Politik
Kampanya gelap menggunakan kekuasaan
sudah tidak asing lagi terjadi di Indonesia, iklan-iklan yang dilakukan oleh
sebagian penguasa dalam rangka memaparkan program kerjanya merupakan bagian
dari black campaign memamfaatkan fasilitas negara. Lebih dari tiu Memamfaatkan
kekuasaan untuk menjatuhkan lawan politik melalui cara-cara yang tidak populer juga
sering terjadi, bahkan bukanlah hal yang tabu atau di indonesia. Masih melekat
dalam ingatan rakyat indonesia terhadap kasus yang menimpa Prof. Dr. Yusril
ihza mahendra yang dipaksakan oleh kejaksaan agung untuk menjadi tersangka
dalam kasus “SISMENBAKUM” tahun 2008 silam yang pada akhirnya Prof Yusril lolos
dari lubangan hitam yang dibikin oleh penguasa, sesungguhnya tindakan itu
semata-mata hanya untuk mencegal yusril maju sebagai CAPRES di 2009 lalu, dan
itu sukses karena yusril kemudian memundurkan diri dari pencalonan presiden.
Dalam dunia politik cara-cara
demikian untuk mendapatkan kekuasaan adalah hal yang biasa dan menjadi trend tersendiri dikalangan politisi
bangsa yang kaya hutang ini. Padahal iklim politik yang tidak sehat
mengakibatkan terbengkalainya tugas-tugas negara yang merupakan tujuan
fundamintal dari politik itu sendiri, tidak hanya itu permainan politik (political game) yang tidak sehat
berpengaruh terhadap penyelenggaraan negara yang dihasilkan oleh proses politik
(political process) itu sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah budaya Politik
yang tidak sehat akan menghasilkan suatu pemerinthan yang tidak sehat pula
saling menjatuhkan dan hujat menghujat dalam dunia
politik adalah hal yang biasa dan merupakan bagian dari politik itu sendiri, seperti
pertarungan idiologi dan program kerja yang akan dilaksanakan ketika menang
nantinya. Akan tetapi menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak sehat dengan
menyebarkan fitnah dan sebagainya adalah hal yang tidak bisa dibenarkan dan
sangat tidak baaik untuk keberlangsungan bangsa dan negara dimasa depan,
mengingat politik merupakan aspek penentu arah dan tujuan suatu bangsa. Kalau
kita membaca pembukaan UUD 1945 maka akan terlihat politik suatu negara, dimana
dalam pembukaan (preambule) UUD 1945
mengandung tujuan dan maksud kemerdekaan bangsa indonesia.
Politik Dan Masa
Depan Indonesia
Membangun budaya politik yang
sehat dalam rangka good government building merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditinggalkan, karena hanya dengan budaya politik yang
sehat negara bisa menciptakan keadaan yang kondusif pula dalam segala aspek
kehidupannya. Seperti yang penulis katakan diatas bahwa politik merupakan aspek
penentu arah dan tujuan suatu bangsa sehingga apabila aspek itu rusak maka
rusak pula sesuatu yang dihasilkan olehnya.
Perseteruan kedua tokoh politik
ini Anas dan SBY bersama Demokratnya memperlihatkan kepada kita bahwa betapa
jelleknya budaya politik Indonesia, padahal seperti yang dijelaskan oleh C.F.
Strong ketika membahas filosofi poltik bangsa Romawi beliau mengatakan antara
politik dan etika tidak bisa dipisahkan keduanya haruslah berjalan
beberiringan, sehingga apabila politik tampa etika maka akan rusak tatanan
bangsa dan negara ini.
Sebagai rakyat indonesia tentunya
kami berharap perseteruan keduanya tidak sampai mengurbankan kepentingan bangsa
dan negara yang merupakan alasan mereka untuk naik kepanggung politik dan ikut
serta dalam perebutan kursi RI 1. Budaya politik Negeri paman sam mungkin bisa
dijadikan contoh para politisi bangsa ini yang mempunyai kecendrungan
kebarat-baratan, ketika Jhon Mccain kalah di pilpres amerika Jhon Mccain langsung
berucap “jika kemarin anda lawan sekarang anda lawan” alangkah indahnya jika
politisi bangsa ini menunjukkan kenegarawanannya seperti Jhon Mccain tadi.
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyyah Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar